Senin, 26 September 2011

Korban Kapal Titanic Yang Selamat Berkat Mesin Waktu 0


Korban Kapal Titanic Yang Selamat Berkat Mesin Waktu - DUA orang korban musibah Kapal Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba muncul dalam keadaan masih hidup. Secara fisik mereka tidak berubah persis seperti semula.

Teori lorong waktu telah menjawabnya. Misteri peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu, dan yang membuat gempar adalah nasib mujur kemunculan kembali korban Kapal Laut Titanic yang masih hidup. Di antara kedua korban yang beruntung ini, yang satu adalah seorang penumpang wanita yang ditemukan pada tahun 1990, dan lainnya lagi adalah seorang kapten kapal Titanic yang ditemukan pada tahun 1991. Kapten kapal Smith ditemukan pada tanggal 9 Agustus 1991, setahun setelah ditemukannya seorang korban yang beruntung bernama Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung es.

Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal Titanic pada tanggal 15 April 1912. Melalui identifikasi sidik jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, maka bisa dipastikan identitas Kapten Smith. Seorang lagi korban musibah Kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan es Samudera Atlantik Utara pada tanggal 24 September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikitpun juga. Dia ditemukan dan diselamatkan di atas gumpalan es 363 km barat daya Islandia.

Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya. Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu. Oleh karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misterius, maka hal ini sangat menarik perhatianorang banyak. Ilmuwan Amerika Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu. Dalam sejarah,orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.

Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut. Pertama, obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya. Kedua, lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa laluyang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku. Ketiga, terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.

Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari. Dalam ajaran Buddha terdapat satu bait penuturan: “Bagaikan sehari di kahyangan, tapi rasanya sudah ribuan tahun lamanya di bumi,” tampaknya memiliki makna kebenaranyang sangat dalam.
Read More..

Amerika Serikat Berhasil Ciptakan "Kehidupan Buatan" Pertama di Dunia

Ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan tidak akan pernah berhenti, seiring dengan perkembangan zaman. Dan sudah banyak sekali manfaat yang telah kita rasakan dari perkembangannya ilmu pengetahuan. Meski ini belum jelas kebenarannya, tapi ilmuan Amerika Serikat mengaku bahwa tim penelitinya berhasil ciptakan "kehidupan buatan" pertama di dunia. Ini berupa serangkaian sel bakteri hidup yang dihasilkan DNA buatan berdasarkan pemrograman komputer.

Seperti yang dimuat di laman harian USA Today, "Ini merupakan sel pertama di planet ini yang orangtuanya adalah komputer," kata Craig Venter, yang memimpin tim riset di J Craig Venter Institute di Kota Rockville, negara bagian Maryland, AS.



"Sel ini bermula dari kode digital di komputer," lanjut Venter, yang dikenal sebagai salah satu peneliti pelopor atas studi pemetaan genome manusia dan biologi sintetis.

Penemuan ini merupakan, "Momen yang menentukan dalam sejarah biologi dan bioteknologi." Begitu kata Mark Bedau, cendekia dari Reed College dan editor Jurnal "Artificial Life," seperti yang dikutip majalah Science.

Sel bakteri hidup berwarna biru itu disimpan dalam suatu alat pendingin dan akan dipamerkan di suatu museum. Sel itu diyakini tidak menular. Venter Institute yakin bahwa penciptaan ini berdampak besar bagi penelitian-penelitian lain.

"Melalui studi ini, tim telah berdiskusi dan terlibat dalam tinjauan etis secara eksternal dan menyadari implikasi sosial atas penelitian ini," demikian menurut Venter Institute.

Venter kini berencana membuat piranti lunak (software) khusus untuk perkembangan sel itu. Tim peneliti awalnya menyalin genome bakteri yang sudah ada dan selanjutnya merangkai kode genetik genome itu dan menggunakan "mesin sintesis" untuk membuat salinan baru secara kimiawi.

"Kami kini mampu mengambil kromosom sintetik dan mencangkokkannya ke sel penerima, yang merupakan organisme yang berbeda," kata Venter kepada stasiun televisi BBC.

Maka, dia melanjutkan bahwa begitu piranti lunak yang mereka ciptakan berfungsi, sela yang bersangkutan akan bereaksi dan berubah menjadi spesies-spesies yang dipetakan dalam kode genetik.

"Ini merupakan kali pertama DNA sintetik sepenuhnya mengendalikan sebuah sel," kata Venter.
Read More..